Laman

Kamis, 07 Juni 2012

Tteokbokki

Hihi, kalo maniak pelm korea kaya saya sepertinya ga mungkin ga kenal sama makanan yang satu ini. Seriing banget ada adegan di mana pemaen pelmnya makan ini di warung pinggir jalan, asliii ngilerr, kayanya enak banget. Secara kan orang korea juga suka sama yang pedes-pedes ya, sebelas dua belas sama saya :p

Tteokbokki adalah (copas dari mas wikiped) hehehe :

penganan Korea berupa tteok dari tepung beras yang dimasak dalam bumbu gochujang yang pedas dan manis. Tteok yang dipakai berbentuk batang atau silinder. Penganan ini merupakan makanan rakyat yang banyak dijual di pojangmacha.
Pada awalnya, penganan ini berasal dari masakan istana Dinasti Joseon yang disebut gungjung tteokbokki. Pada waktu itu, masakan ini berupa huintteok yang dimasak dengan kecap asin bersama daging sapi, bagogari, kecambah kacang hijau, peterseli, shiitake, wortel, dan bawang bombay. Rasanya jauh berbeda dari tteokbokki berbumbu cabai yang dikenal sekarang. Selain itu, tteok yang dipakai bisa terdiri dari 5 warna yang melambangkan Korea: merah, kuning, putih, hitam, dan biru.


Karena penasaran jadi pingin bikin sendiri deh, resepnya dapet dari hasil browsing di mbah google, tp lupa banget link nya karena udah lama nih resep ini ngendon tanpa berhasil dieksekusi, heuheu (maap ya yang punya resep). Sebenernya bahan-bahan yang ditulis di resep aslinya banyak yg khas korea, tapi karna saya cuma punya gochujang jadi bahan lain yang ga ada saya ganti pakai yang tersedia aja di rumah, hehe.




Tteokbokki 
Resep :
250 gr garatteok (kue beras) 
300 ml air 
2 sdm gochujang
1/2 sdm bubuk cabe korea (aku pake yg merk kopoe2, produk lokal, hehe)
1/2 sdm kecap asin
1 sdm minyak sayur
1/4 sdm gula 
2 buah bawang putih
1 buah daun bawang

Taburan :
wijen sangrai
daun bawang

Cara membuat :
  1. Dalam panci/wajan campurkan gochujang, bubuk cabe, kecap asin, minyak sayur dan gula lalu aduk rata. Tambahkan air, aduk rata kembali sambil di masak di atas kompor hingga mendidih.
  2. Masukkan garatteok, bawang putih dan daun bawang. Aduk sesekali agar tidak mengerak hingga kuah mengental.
  3. Angkat dan sajikan dengan taburan wijen dan daun bawang.



Rasanya? Hmmm, enak sih pedes-pedes asem gituh. Tapi buat saya mah enakan seblak basah, hihihi. Soalnya menurut lidah saya tidak ada yang bisa ngalahin sensasi pedasnya cabe rawit merah yang ukurannya jumbo itu. Tapi tergantung selera juga sih, ga ada salahnya mencoba sesuatu yang baru kaan? Biar nambah-nambah kamus rasa lidah kita gitu loh, ceilaaah.. :D

2 komentar: